Merakit Keping-keping Cerita di Setiap Perjalanan bersama ASDP Indonesia
Perjalanan bukan sekadar seberapa jauh kita menuju destinasi, tetapi juga bagaimana merakit cerita-cerita yang berkelindan dalam setangkup memori. Dengan sepenuh hati, di setiap langkah kaki, ASDP Indonesia memberi makna seutuhnya hingga ke ujung pelosok negeri. Merajut konektivitas antarteritori, meretas batas-batas geografi, melesatkan simpul ekonomi kini dan nanti.
![]() |
KMP Terubuk 1 Bersandar di Yensawai. Dokumentasi @motojelajah |
Pelabuhan Klademak Kota Sorong Papua Barat Daya tak pernah sepi pengunjung. Setiap hari lalu lintas manusia dan logistik silih berganti datang dari Sorong menuju Pulau-pulau di kawasan Raja Ampat seperti Folley, Wejim, Kofiau, Arefi, Pam, Kalobo, Waisai. Begitu pun sebaliknya. Rampdoor diturunkan, deru mesin kapal mendesing kencang. Satu per satu penumpang dan kendaraan memasuki dek kapal. Bau ikan dan udang berseteru dengan aroma bensin yang menguar dari truk pengangkut bawang.
Dari Pelabuhan Klademak, seorang pemuda mencangklong tas yang sebagian berisi buku-buku dan bersiap menaiki KMP Terubuk 1. Meskipun perjalanan menggunakan kapal Ferry dari Sorong menuju Misool (Raja Ampat) dilakukan di malam hari dan memakan waktu 12 jam, pemuda itu masihlah antusias. Meski lelah, semangatnya tetap membara. Tujuannya satu, kembali ke kampung halamannya di Limalas yang terletak di Distrik Misool Timur dan menyapa anak-anak di sebuah taman baca yang dia dirikan.
Pemuda bernama Mario Fridolin Matinahoru itu menggenggam keping-keping cerita betapa getirnya tingkat literasi di Papua, khsususnya di tanah kelahirannya Limalas, Misool Timur. Inilah yang menjadi lecutan Mario untuk mendirikan Taman Baca Japojey, sebuah learning center sekaligus wadah pengembangan literasi berbasis komunitas untuk anak-anak di Limalas. Harapan Mario, pendirian taman baca yang dinisiasinya mampu melangitkan minat baca dan tingkat melek aksara serta mengurangi kesenjangan informasi di daerah terpencil seperti Limalas yang mana satu-satunya akses terjangkau menuju ke sana hanya menggunakan kapal ferry milik ASDP, KMP Terubuk 1.
Pagi pun tiba. Langit nampak menggelap. Pertanda mendung, sebentar lagi turun rintik hujan. Meskipun cuaca sedang tidak kondusif, perjalanan menggunakan KMP Terubuk 1 tetaplah aman. Energi kebahagiaan Mario meletup ketika hampir mendekati kampung Limalas. Karena kapal ferry tidak bisa transit di Limalas, perjalanan dilanjut menggunakan longboat dari Distrik Kepulauan 9 menuju Kampung Limalas.
“Sejak 2020 dengan segala keterbatasan akses terhadap literasi, saya memulai sebuah langkah kecil membangun taman baca di Kampung Limalas. Bukan sekadar bangunan, tapi ini ruang harapan tempat di mana anak-anak Limalas bisa membaca, belajar, dan mulai bemimpi. Sejak memulai gerakan ini ada banyak sekali tantangan yang saya hadapi. Apalagi letak geografis Kampung Limalas yang hanya bisa diakses lewat laut membuat proses distribusi buku menjadi tidak mudah,” ungkap Mario.
Tantangan lain yang dihadapi Mario yakni masih rendahnya pemahaman sebagian orangtua mengenai pentingnya pendidikan informal seperti taman baca. Maka dari itu demi melangitkan tingkat literasi, pada Januari 2021 Mario meluncurkan Taman Baca Japojey yang hingga kini menjadi bagian kehidupan anak-anak kampung Limalas.
“Langkah kecil ini membawa dampak yang besar. Saya memulai gerakan ini dari kampung saya sendiri karena saya percaya bahwa perubahan yang paling kuat adalah yang lahir dari tempat yang kita cintai, “ lanjut Mario sembari mengkampanyekan gerakan bangun literasi untuk generasi muda di Raja Ampat, Papua.
Bagi Mario mengenyam pendidikan merupakan pengalaman berpeluh keringat dan penuh perjuangan. Ketika Mario duduk di bangku SD, satu guru jenjang pendidikan dasar mengajar di 6 kelas sekaligus. Di Limalas tidak ada PAUD ataupun TK. Sekolah SMP jaraknya 23 km. Adapun untuk pendidikan SMA, Mario harus menempuh perjalanan 12 jam dari Misool menuju Sorong menggunakan KMP Terubuk 1 yang dikelola ASDP Indonesia Ferry cabang Sorong karena itu satu-satunya moda transportasi yang bisa diakses olehnya.
Meskipun kedua orangtua Mario tidak mengecap pendidikan formal, justru merekalah yang mendorong Mario untuk melesat lebih jauh menempuh pendidikan tinggi. Mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang sarjana, Mario memutuskan berkuliah di Universitas Victory Sorong jurusan pendidikan Bahasa Inggris di tahun 2016 dan wisuda di tahun 2019. Masa liburan adalah hal yang dinanti-nanti, dengan menggunakan kapal ferry, Mario bisa kembali ke Limalas dan berkumpul bersama keluarga
Selepas menyelesaikan pendidikan tinggi, Mario kembali ke Limalas di tahun 2020 dan mendapati fakta getir di mana tak ada perkembangan berarti di sektor pendidikan Kampung Limalas. Anak-anak Limalas tidak memiliki akses langsung ke dunia literasi dan perbukuan. Buku adalah sesuatu yang mahal dan langka. Apalagi di kampung kecil yang terletak di sebuah pulau yang terpisahkan oleh lautan. Membaca buku adalah suatu kemewahan.
Tekad mario sudah bulat untuk segera mendirikan taman baca. Namun, mengumpulkan biaya dan membawa buku-buku ke Limalas menjadi tantangan tersendiri. Di tengah keputusasaan, Mario mendapat dukungan dari Yayasan Kambik Abhirama ketika Mario menceritakan mimpinya mendirikan taman baca pertama dan satu-satunya di Pulau Misool.
Yayasan Kambik Abhirama merupakan NGO (Non Goverment Organization) yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat lokal Papua. Di waktu yang sudah ditentukan, Buku-buku yang dibeli di Sorong dibawa Mario dan tim Kambik Abhirama dari Pelabuhan Klademak menuju Pelabuhan Folley menggunakan kapal ferry ASDP Sorong, KMP Terubuk 1. Dari Folley perjalanan dilanjut menggunakan longboat ke Limalas.
![]() |
Mario Fridolin Matinahoru, pendiri Taman Baca Japojey |
Hingga peresmiannya Taman Baca Japojey di tahun 2021, sekitar 200 buku bacaan bacaan untuk anak-anak Kampung Limalas terkumpul. Lebih dari 100 anak-anak datang ke taman baca tersebut pada hari pertama pembukaan. Kabar baiknya, masyarakat sangat mendukung dan berterima kasih atas berdirinya taman baca tersebut. Donasi buku pun kemudian berdatangan.
Keterlibatan Mario dalam proyek literasi dan kedekatannya dengan anak-anak memicu kesadaran Mario untuk mengambil program akademik nongelar di Northampton Community College (Amerika Serikat) selama setahun dengan jurusan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di tahun 2022. Program ini didanai penuh melalui skema beasiswa CCI (the Community College Initiative). Mario menjadi orang pertama di kampungnya yang menjejakkan kaki di Amerika Serikat. Nantinya, pengetahuan yang didapat selama pendidikan bisa Mario praktikkan dalam kegiatan belajar mengajar bersama anak-anak.
Tak hanya itu, kabar baik datang di Agustus 2025. Sebuah email dari Kedutaan Australia mengkonfirmasi bahwa Mario terpilih sebagai penerima beasiswa the Australian Awards Scholarship untuk mengambil program master (S2) di Australian University tahun depan.
Mario sangatlah bangga mengenang tiap jengkal perjuangannya. Lautan dan KMP Terubuk 1 menjadi saksi keping demi keping kisah perjalanan Mario si anak Kampung Limalas yang terbang ke Negeri Paman Sam dan merangkai kembali mimpi-mimpi di Negeri Kanguru
***
Keping-keping cerita perjalanan bersama ASDP Sorong tak hanya berhenti di Mario. Masyarakat kepulauan Raja Ampat justru sangat tersokong dengan adanya transfer kebutuhan logistik seperti sembako dari Sorong menuju pulau-pulau berpenghuni di kawasan Raja Ampat. Sebaliknya melalui kapal ferry, nelayan dan petani Raja Ampat bisa menjual aneka tangkapan laut seperti ikan, udang, kepiting, teripang dan segala hasil bumi seperti buah dan sayur ke Kota Sorong. Wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke Raja Ampat juga terbantu dengan moda transportasi perintis yang harganya ramah di kantong dengan fasilitas yang oke, tapi tetap menjangkau pulau-pulau eksotis yang yang unik dan kaya akan keanekaragaman hayati.
Konten kreator Papua @motojelajah (Can Muchtar) juga mengamini kontribusi ASDP Sorong untuk mendukung konektivitas dan mobilitas antarpulau, mendongkrak ekonomi lokal, serta memajukan pariwisata berkelanjutan di wilayah Indonesia timur (Papua Barat Daya).
Melalui reels Instagram yang diposting pada tanggal 23 Juni 2025, @motojelajah atau kerap disapa Bang Can mengabadikan momen saat naik KMP Kurisi menuju Kalobo. Dalam video nampak berjejer motor-motor, truk tangki pengangkut bahan bakar, para penumpang, pedagang yang mengangkut sembako, dan logistik lainnya. Para crew kapal juga sangatlah ramah saat disapa. Video tersebut memberikan gambaran faktual bagaimana distribusi barang dan mobilitas orang menjadi lancar berkat hadirnya kapal perintis.
Lewat Tiktok (142 ribu follower) dan Instagram (36 ribu follower), Can Muchtar @motojelajah kerap membagikan kisah-kisah perjalanan dan merekomendasikan spot menarik di Raja Ampat untuk ditelusuri menggunakan kapal ferry ASDP Sorong. Salah videonya yang viral dan mendapat 470 ribu views di Tiktok adalah konten orang-orang memancing ikan dekat dermaga Pelabuhan Klademak saat KMP Terubuk 1 rute Sorong-Yensawai-Pam sedang bersandar. Di Instagram, @motojelajah kerap tagging kolaborasi dengan akun @asdp.sorong ketika membuat konten jelajah bersama kapal ferry ASDP.
![]() |
Konten Instagram @motojelajah bersama @asdp.sorong |
Jika cuaca sedang bersahabat, perjalanan dari Sorong ke Yensawai memakan waktu sekitar 5 jam. KMP Terubuk 1 berangkat jam 21.00 WIT dan tiba di Yensawai pukul 02.00 WIT. Terletak di Pulau Batanta, Yensawai dikenal dengan pantai pasir putih dan laut biru jernih yang memanjakan mata. Selain itu, di Yensawai Barat terdapat ekowisata yang dikelola masyarakat lokal dan konservasi mangrove menggunakan sistem Korbon Pancang.
Dalam bahasa lokal, korbon artinya buah mangrove, sementara pancang adalah potongan kayu yang ditancapkan ke tanah. Metodenya, lima buah mangrove yang mengalami perkecambahan dijadikan bibit, kemudian diikat pada kayu yang ditancapkan kuat-kuat di dasar pantai. Model Korbon Pancang diadaptasi di sepanjang Yensawai sebagai langkah nyata restorasi mangrove, mitigasi iklim, dan pemberdayaan masyarakat.
Setelah puas belajar kearifan lokal dan praktik keberlanjutan di Yensawai, tinggal menunggu KMP Terubuk 1 merapat dan mengantarkan perjalanan kembali ke Pelabuhan Klademak, Sorong.
Lewat edukasi, konten kreasi, hingga konservasi kita bisa tahu bagaimana orang-orang saling terkoneksi, menciptakan momen bermakna yang menginspirasi, hingga merakit keping-keping cerita yang mewarnai Indonesia
Dari Papua untuk Indonesia: ASDP Merajut Konektivitas, merakit Cerita, Memberi Makna di Setiap Perjalanan
Konektivitas dan infrastruktur penyeberangan yang andal memiliki peran fundamental dalam mendorong mobilitas barang dan aksesibilitas masyarakat di wilayah terpencil. Memompa detak aktivitas ekonomi sehingga terdistribusi secara adil dan merata hingga ke penjuru negeri.
Papua, terkhususnya Papua Barat Daya mempunyai urgensi dalam aspek keterhubungan antarkawasan sebab di sini ada begitu banyak pulau-pulau kecil berpenghuni yang memiliki keterbatasan akses pemenuhan kebutuhan ekonomi karena terpisahkan jarak oleh lautan. Oleh karenanya, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) membangun infrastruktur pelabuhan, penyeberangan perintis, dan dermaga sehingga antarpulau bisa saling terkoneksi. Gebrakan ini merupakan Kontribusi ASDP untuk Rakyat, seirama dengan Transformation for Growth, dan komitmen memperkuat infrastruktur dasar yang inklusif lagi terjangkau.
Kota Sorong menjadi gerbang wisatawan domestik dan mancanegara berkunjung ke wisata kelas dunia Raja Ampat yang juga dijuluki sebagai the Last Paradise. ASDP Indonesia Ferry berkontribusi mengoptimalkan layanan kapal perintis di kawasan timur Indonesia yang menjadi titik strategis pertumbuhan ekonomi lokal dan pariwisata berkelanjutan sehingga akses menuju destinasi ini menjadi aman, mudah, dan dengan harga ramah bagi semua kalangan.
ASDP cabang Sorong mengelola 2 pelabuhan utama yakni Pelabuhan Klademak dan Arar. Pelabuhan Klademak di Kota Sorong mengoperasikan KMP Terubuk1, KMP Kurisi, dan KMP Arar yang melayani rute menuju Raja Ampat dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Satunya lagi, Pelabuhan Arar yang letaknya di Kabupaten Sorong mengandalkan KMP Kalabia yang melayani lintasan Fakfak, Wahai, Babo, Bintuni. Kehadiran KMP Kalabia memiliki peran vital menghubungkan Papua Barat Daya dan Maluku Tengah.
![]() |
KMP Terubuk 1 Bersandar di Yensawai. Dokumentasi @motojelajah |
Berdasarkan data yang dihimpun ASDP pada tahun 2024, baik Pelabuhan Klademak maupun Arar telah melayani 106.000 penumpang, 13.700 kendaraan, dan 22.000 ton barang di sepanjang 17 lintasan di Papua Barat Daya. Eksistensi layanan perintis di kawasan 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) tentunya membantu menekan disparitas harga, memperkuat rantai pasok hingga ke pelosok sehingga biaya logistik dan bahan baku menjadi lebih efisien.
Adanya kapal perintis ASDP di kawasan 3T menjadi berkah tersendiri bagi Tominggus. Tominggus yang bekerja sebagai nelayan mengaku bisa menjual cakalang, tuna, dan lobster dari Misool ke Sorong melalui kapal kapal ferry. Pekarangan belakang rumah Tominggus yang luas ditanami pisang dan mangga. Setiap musim berbuah, pisang dan mangga tersebut Tominggus angkut ke pasar apung di Limalas.
Limalas tidak memiliki dermaga sandar kapal sehingga KMP Terubuk 1 berlabuh di perairan depan kampung. Sementara warga lokal menggunakan perahu tradisional mengitari KMP Terubuk 1 yang saat itu sedang menurunkan satu demi satu penumpang dan muatan logistiknya dari Sorong. Kondisinya persis menyamai pasar apung. Dari perahu tradisional para warga pun bisa melakukan transaksi ekonomi. Tominggus yang bukan warga kampung Limalas memanfaatkan pasar apung ini dengan membawa hasil laut, buah, dan terkadang sayur untuk diangkut ke Sorong. Sekembalinya dari Sorong, Tominggus memborong minyak, gula, mie instan, dan kopi untuk stok beberapa minggu ke depan.
Di tahun 2025 KMP Terubuk 1 tidak lagi merapat ke Limalas. Maka dari itu, untuk menjual hasil panen, Tominggus berangkat langsung ke Pelabuhan Folley, lantas memesan secarik tiket ferry. Berbeda dengan Limalas, Kampung Folley sudah membangun dermaga sandar sehingga kapal-kapal bisa berlabuh.
Sesekali Tominggus membuka kanal informasi ASDP Sorong yang bisa diakses di instagram @asdp.sorong untuk mencari tahu kabar terupdate mengenai rute, waktu, harga karena sewaktu-waktu hal-hal tersebut bisa berubah. Misalnya dulu ada KMP Lema yang mengoperasikan lintasan Sorong-Waisai, sekarang lintasan tersebut sudah dialihkan ke KMP Arar.
![]() |
Akun Instagram @asdp.sorong, informasi rute dan cek tarif |
“We Bridge The Nation” bukan sekadar jargon. Slogan ini memiliki misi besar Bangga Menyatukan Nusantara, menjembatani sekaligus menghubungkan Indonesia dari Sumatera hingga Papua lewat layanan penyeberangan yang tangguh, modern, inklusif, serta dapat diandalkan. Kapal perintis bukan sekadar sebagai sarana transportasi, tetapi menjadi simbol kehadiran negara menggapai kawasan terpencil yang kerap tersisihkan dari arus utama pembangunan.
“Kami percaya pelayanan yang berkualitas adalah bentuk penghormatan terhadap hak mobilitas setiap warga negara. ASDP tak hanya hadir sebagai operator pelayaran. Tetapi juga pelayanan publik yang terus bertumbuh dan bertransformasi demi menghadirkan pengalaman perjalanan laut yang lebih manusiawi dan bermartabat,” ungkap Shelvy Arifin, Corporate Secretary ASDP Indonesia.
Shelvy Arifin menambahkan kehadiran ASDP Sorong tak hanya memperlancar arus mobilitas orang dan barang di Papua Barat Daya. Lebih dari itu, layanan kapal perintis ASDP Sorong mampu menjadi katalisator kemajuan sosial, pertumbuhan ekonomi, pengembangan praktik wisata berkelanjutan, termasuk mengangkat ragam kekayaan budaya di kawasan Raja Ampat.
Di skala nasional, hingga April 2025 ASDP melayani 309 lintasan komersial dan perintis dari ujung barat hingga timur Indonesia. Adapun 70% merupakan penyeberangan perintis yang menjadi penghubung antarpulau di daerah 3T sekaligus pilar konektivitas maritim Indonesia. Kita pun patut berbangga, ASDP Indonesia Ferry tercatat sebagai perusahaan pelayaran penyeberangan yang memiliki armada ferry terbanyak di dunia. Wow! Amazing.
Berkat kinerja solid di semester 1 2025, BUMN ini berhasil membukukan pendapatan konsolidasi sebesar 2,44 triliun dan laba bersih 298 miliar rupiah. Sepanjang Januari hingga Juli 2025, ASDP tercatat telah melayani 3,07 juta penumpang dan 3,98 juta kendaraan di seluruh nusantara. Demi memperluas konektivitas, ASDP membuka 8 lintasan perintis baru sehingga semakin menjangkau kawasan 3T dan wilayah strategis lainnya.
Memiliki rekam panjang meretas batas-batas wilayah hingga ke pelosok negeri, membawa ASDP memiliki berjuta kisah tak terwartakan. Cerita dari orang-orang tepian yang luput masuk radar berita. Narasi dari manusia-mausia biasa yang tidak pernah muncul di layar kaca.
Cerita Mario Fridolin, Can Muchtar @motojelajah, dan Tominggus tentang urgensi keterhubungan di kawasan 3T yang terpisahkan lautan, menjadi kepingan kisah yang jauh dari pemberitaan media arus utama. Tapi merupakan bukti nyata bagaimana aksesibilitas, mobilitas, dan semangat kebersamaan memantik kesadaran tentang makna Indonesia seutuhnya. Cerita mereka merekatkan nusantara, melekatkan kita sebagai bagian dari anak bangsa
Dari Papua untuk Indonesia, ASDP merajut konektivitas, merakit cerita, memberi makna seutuhnya di setiap perjalanan.