Jumat, 15 Januari 2021

Ngomongin Hutan dan Perubahan Iklim Via I Love Indonesia Blogger Gathering

Beberapa waktu lalu saya mendapat kesempatan mengikuti I Love Indonesia Blogger Gathering, sebuah webinar sekaligus diskusi mengenai hutan, lingkungan, dan perubahan iklim yang diselenggarakan oleh Golongan Hutan bersinergi dengan Blogger Perempuan. 

Bagi yang belum tahu, Blogger Perempuan merupakan komunitas blogging sekaligus digital platform yang memberdayakan narablog atau digital content creator perempuan melalui penulisan konten daring. Komunitas ini berdiri sejak 2015 dan menjadi komunitas blogger terbesar di  Indonesia. Aihhhh, tahun 2015 saya masih berjuang menyelesaikan studi dan tahun 2015 pula saya pertama kali belajar blogging. Jadi usia Blogger Perempuan sudah menjejak 5 tahun lebih. 

Adapun Golongan Hutan Golongan hutan merupakan gerakan yang diinisiasi dan dibesarkan oleh organisasi masyarakat sipil dan komunitas sejak Januari 2019. Organisasi masyarakat sipil dan komunitas tersebut adalah Kemitraan/Partnership, Yayasan Madani Berkelanjutan, Yayasan Econusa, Yayasan Auriga, Greenpeace Indonesia, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, Change.org, Yayasan Koaksi, Jaringan Pantau Gambut, Kaoem Telapak, Mongabay, Hutan Itu Indonesia, Katadata, Samdhana, AMAN, HuMA, LTKL dan lain-lain. 

Golongan Hutan hadir untuk mengajak pemuda pemudi Indonesia agar ikut bangga terhadap hutan dan segala potensinya. Golongan hutan berfokus untuk membesarkan isu lingkungan hidup, termasuk hutan di Indonesia. Golongan Hutan hadir untuk menyebarkan semangat dalam menjaga sumber daya alam agar dapat dinikmati oleh anak cucu bangsa.

Nah gathering kali ini menghadirkan pembicara kece yang akan ngomongin perihal hutan, perlindungan hutan, lingkungan hidup, dan tentunya perubahan iklim. Siapakah mereka? Narasumber pertama yakni Edo Rakhman sebagai koordinator Golongan Hutan. Narasumber kedua yakni Syaharani mahasiswi pegiat aksi Jeda Untuk Iklim. Narasumber terakhir yakni Anindya Kusuma puteri, aktris sekaligus influencer di bidang sport & tourism.

Acara ini dibuka dengan games yang sangat fun pastinya. Kemudian dilanjut dengan paparan Bang Edo dari Koalisi Golongan Hutan mengenai bagaimana peran kepemimpinan anak muda untuk masa depan yang lebih, terutama jika dikaitkan dengan topik perlindungan hutan dan perubahan iklim. Bang Edo menyentil aksi anak muda agar diberikan ruang yang lebih besar dalam hal pengambilan kebijakan dan keputusan, pengelolaan sumber daya alam, bagaimana menjaga lingkungan dan sebagainya. 

"Ada 3 hasil survei yang ingin saya berikan. Pertama, Jejak Pendapat : Harapan dan Persepsi Anak Muda dan Pilkada, berikutnya Laporan Survei Krisis Iklim di Mata Anak Muda, terakhir Kejahatan Kororasi dan Ekosida. Dalam survei tersebut usia potensial 17-30 tahun sebanyak 82%. Dari hasil survei yang didominasi anak muda tersebut, ternyata mereka memiliki kepedulian di seputar isu ekonomi, kesejahteraan, infrastruktur, penegakan hukum, dan sebagainya. Di survei kedua, 89 anak muda sangat khawatir pada dampak-dampak krisis iklim yang terjadi ada hari ini. Teman-teman astinya tahu bagaimana krisis iklim berpengaruh pada kehidupan di Indonesia. Curah hujan sudah tidak menentu, musim kemarau sudah tidak jelas, bencana banjir, longsor, dan seterusnya. Ini semua damak dari perubahan iklim sehingga kita semua berada pada krisis iklim. Nah, anak-anak muda ini peduli pada kondisi ini dan saya kira ini sebuah tanda yang harus diperhatikan oleh para pengambil kebijakan bahwa jangan mengabaikan suara-suara anak muda pada hari ini."

Anak muda hari ini jangan dianggap apatis, mereka harus didengarkan. Ketika berbicara mengenai pemimpin alangkah baiknya suara anak-anak muda ini diakomodir. Anak muda bisa melakukan aksi dan kampanye kepedulian terkait lingkungan hidup. 

"Kampanye Golongan Hutan kenapa selalu bersentuhan dengan hutan, selalu bersentuhan dengan bagaimana melindungi lingkungan, dan yang paling penting adalah bagaimana mengkampanyekan agar anak-anak muda mengetahui bahwa mereka berhak atas lingkungan yaag sehat dan lebih baik. Saya kira itu pengantar dari saya." Demikian Bang Edo menambahkan. 

Ya, bukan hanya anak-anak muda, kita semua berhak untuk mendapakan lingkungan hidu yang sehat lagi baik. Saya sedih dengan apa yang terjadi pada hari ini, hari di mana artikel ini ditulis. Bencana banjir melanda Kalimantan Selatan. Saya cukup kaget, pasalnya jarang banget terjadi banjir di Kalimantan bukan? Dan banjir kali ini cakupan wilayahnya cukup luas. Deforestasi yang berlangsung bertahun-tahun, memakan ratusan ribu hektare lahan dan hutan di Kalimantan Selatan, tak memungkiri apa yang terjadi pada hari ini. Turut berduka cita sedalam-dalamnya untuk Kalimantan Selatan...

Bagaimana tanggapan Anindya Kusuma Puteri mengenai hutan dan lingkungan hidup? Bagaimana kontribusi Anindya dalam menyebarkan keindahan dan potensi alam Indonesia? Anin sendiri pernah masuk 15 besar Miss Universe 2015. Mulai dari kurun waktu itu pula, Anin, sapaan akrab Anindya mulai mengkampanyekan keindahan alam Indonesia kepada teman-temannya yang berasal dari berbagai negara.

"Kalau dari aku sendiri, aku mengenal hutan dari jaman SMA ya, lagi suka diajak jalan-jalan. Juga ada komunitas pecinta alam, sering diajakin teman-teman. Aku mulai naik gunung yang easy buat beginner. Tapi dari situlah aku belajar tentang mengeksplor alam dan juga hutan. Banyak ilmu yang aku dapat dari alam itu sendiri karena namanya berada di tengah hutan kita survival. Makan dan minum bawa seadanya." Anin menjelaskan bagaimana dia mencoba bertahan dengan terbatasnya persediaan yang dia bawa, semisal air minumnya tinggal sedikit. Anin berusaha mencari cara untuk mendapatkan air bersih dari sumber-sumber air yang ada. 

"Pertama kali minum sumber air bersih di gunung, wow! Rasanya amazing banget." Anin antusias sekali ketika pertama kali meminum air langsung dari sumber mata air. Anin menambahkan bahwasanya dia pernah kesal saat pendakian di Gunung Rinjani. Ada beberapa sot di Gunung Rinjani di mana para pendaki membuang sampah sembarangan dan hal tersebut membuat Anin berang.

"Saat traveling, baik traveling yang proper atau adventure, bertualang di tengah hutan, aku belajar memahami bahwa masyarakat kita di Indonesia perlu diedukasi mengenai kebersihan lingkungan. Alasan kenapa aku suka traveling adalah dari situ aku bisa menyaksikan secara langsung masalah apa yang terjadi di lingkungan kita seperti apa. Ketika kita tahu apa yang sebenarnya terjadi di lungkungan kita, kita bisa bersuara langsung  network yang aku punya."

Demikian sedikit materi dari Anindya terkait hutan dan isu lingkungan hidup. Sekarang kita beranjak ke pembicara selanjutnya yakni Syaharani. Syaharani merupakan mahasiswi hukum Universitas Indonesia yang juga fokus pada isu dan aksi-aksi terkait perubahan iklim. Jabatan yang diegang Syaharani saat ini adalah Steering Committee Jeda Untuk Iklim serta Coordinator of Direct Action, Extinction Rebellion Indonesia. 

"Jadi secara singkat perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan perubahan musim/cuaca adalah 3 hal yang berbeda. Aku masih menemukan orang yang menyamakan penipisan lapisan ozon dan perubahan iklim. Perubahan iklim itu apa sih? Perubahan iklim adalah perubahan iklim kita yang terjadi dalam skala waktu yang tidak sebentar dan dia menyebabkan perubahan komposisi atmosfer gitu. Di atmosfer kita ada lapisan yang berisi gas yang secara alamiah memantulkan kembali sinar matahari yang sampai di bumi, namanya gas rumah kaca. Fungsinya memerangkap sinar matahari yang terpantul tadi sehingga menjaga suhu bumi tetap hangat dan bisa ditinggali oleh manusia. Kalau suhu bumi kita terlalu dingin, tentunya kita tidak bisa tinggal di bumi. Sayangnya setelah manusia mengeksploitasi bumi bahkan merusaknya, terjadi peningkatan gas rumah kaca. Jumlahnya gak normal dan dia malah memerangkap panas sehingga suhu bumi meningkat. " Demikian penjelasan singkat Anin mengenai perubahan iklim dan efek gas rumah kaca. Suhu rata-rata bumi pun meningkat.

Demikian ulasan singkat mengenai hutan dan perubahan iklim. Adapun lebih lengkapnya kamu bisa saksikan di video berdurasi 2 jam dari channel Golongan Hutan berikut ini. 

2 komentar:

  1. Iya, jangan sampai hutan kita musnah ya karena ulah segelintir pencari keuntungan dan menyengsarakan seluruh penduduk Indonesia

    BalasHapus