Halaman

Kamis, 15 Desember 2016

Kekuatan Sosmed dan Sebuah Eksperimen Sosial

Media sosial bisa menjadi berkah? Tentu hal tersebut tak bisa dipungkiri lagi. Menjadi berkah artinya media sosial memiliki dampak signifikan (positif dan bermanfaat) bagi penggunanya. Seperti misalnya bagi Luthfi. Berkat media sosial, Mahasiswa jurusan akuntansi UNS Surakarta tersebut kini sedang menggalang aksi patungan online untuk membeli paket buku anak-anak SD Widuri, Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Dua bulan lalu, tepatnya 15 April 2016 Luthfi dan rekan mendapat kesempatan melakukan survey penelitian (KKN) terkait masalah lingkungan dan juga pendidikan di Wakatobi. Ternyata akses kesehatan di sana kurang memadai. Pernah suatu ketika ada warga yang kakinya patah karena kejatuhan kayu, akan tetapi tidak ada pertolongan pertama gawat darurat. Rumah sakit pun jaraknya cukup jauh dari lokasi mereka KKN. Pada akhirnya warga tersebut dibawa ke sebuah daerah bernama Wangi-Wangi tanpa menjalani prosedur pertolongan pertama gawat darurat.

Di bidang pendidikan, akses terhadap perbukuan masih sangat terbatas. Hal tersebut terlihat dari antusiasme ketika Luthfi dan rekan-rekannya menyempatkan bermain bersama anak-anak. Salah satu rekan Luthfi mengeluarkan buku IPA. Terlihat rasa penasaran dan semangat menggebu dari bening mata kecil anak-anak tersebut. Ketika Lutfi bertanya apakah di sekolah tidak ada buku seperti itu, salah satu anak menjawab bahwasanya jumlah buku yang ada sangat sedikit. Karena keterbatasan ekonomi pula, orangtua mereka tidak mampu membeli buku dan juga seragam. Jawaban polos anak-anak tersebut menyentuh hati Luthfi dan rekan. 

Maka dari itu, Luthfi dan rekan merencanakan dengan matang program apa saja yang cocok diterapkan dan mampu memberdayakan sumber daya setempat. Di bidang kesehatan mereka mengadakan program penyuluhan pola hidup bersih dan sehat serta pertolongan pertama gawat darurat. Di bidang pemberdayaan akan ada program Rumah Hidroponik. Di bidang pendidikan akan ada program Rumah Baca Widuri, paket buku dan seragam untuk anak-anak. Karena anggaran yang ada belum mencukupi makanya Luthfi dan rekan melakukan penggalangan dana online melalui media sosial dan platform kitabisa.com. Donasi yang terkumpul sudah mencapai 55% dari target Rp 5.000.000.

Saya menaruh simpati terhadap mereka yang rela merogoh kantongnya untuk membantu saudaranya melalui donasi online. Membantu korban tanah longsor, banjir, konflik, dan sebagainya. Dari sinilah muncul rasa empati dan kemanusiaan.

Pernah melihat eksperimen sosial tentang seorang driver gojek yang dengan tulus mengantarkan penumpangnya meski sang penumpang mengaku tidak memiliki uang? Padahal  penumpang tersebut dan tim sedang menguji ketulusan sang driver. Tahu apa yang dikatakan sang driver ketika mengetahui bahwa semua itu adalah eksperimen sosial? Sembari meneteskan air mata sang driverberkata bahwa dia pernah dikecewakan calon penumpang. Padahal dia sudah datang ke lokasi sesuai kesepakatan, tetapi ketika tiba di lokasi mendadak order dibatalkan oleh calon penumpang. Meskipun pernah kecewa, sang driver berupaya menolong siapa saja yang membutuhkan bantuan, walau itu berupa tumpangan gratis. Saya menyaksikan tayangan tersebut via facebook. Saya sangat tersentuh dengan ketulusan sang driver.

Sungguh media sosial membuka mata, bahwa masih ada kebaikan dan ketulusan nyata di sekitar kita. May peace be upon us.