Rabu, 10 Juli 2019

Mengukir Mimpi Saintis Muda di Ajang OSN 2019

Banyak momen berkesan di tahun ini. Salah satunya ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2019 yang diselenggarakan di dua propinsi sekaligus secara serentak (bersamaan). Dua propinsi tersebut meliputi Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Sulawesi Utara. Propinsi DIY menjadi tuan rumah OSN SD dan OSN SMP 2019, adapun Sulawesi Utara (Manado) menjadi penyelenggara OSN SMA 2019. Yang paling membahagiakan adalah saya diberi kesempatan untuk meliput kegiatan OSN tersebut. Ini benar-benar momen berkesan sekaligus tak terlupakan. 

Dulu saya pernah menjadi peserta OSN SMP, sekarang saya malah membuat liputan khusus tentang jalanya OSN SMP 2019. Ulalala, saya berasa nostalgia. Saya merasakan atmosfer kebahagiaan sekaligus ketegangan dari para peserta. Para peserta merupakan siswa-siswi yang lolos seleksi di tingkat propinsi yang kemudian bertanding di tingkat nasional. Ini belum berakhir lho, sebab nantinya para siswa yang lolos seleksi di tingkat nasional akan dikarantina untuk berlaga di tingkat internasional. Menegangkan menurut saya, karena soal-soal dan konsep yang diujikan untuk para peserta berbeda dari soal pada umumnya. Tentu soal tersebut lebih sulit beberapa tingkat dari soal UTS, UAS, atau UN. Meskipun demikian, saya melihat rona bahagia dari raut wajah para peserta. Apalagi peserta yang datang bukan dari Pulau Jawa. Mereka sangat excited. Anak-anak tersebut berkenalan dengan rekan mereka dari berbagai daerah, saling tukar budaya, bahkan saat closing ceremony, peserta OSN SMP diminta mengenakan pakaian khas dari daerahnya masing-masing.
Peserta OSN dari Propinsi Riau. Dokumentasi pribadi
Ivana @ivanahuse (berjilbab) dann Putri @mariannemangimbulude (berkacamata). Peserta OSN SMP dari Maluku Utara
"Semoga kita bisa mempersembahkan yang terbaik untuk Propinsi kita Maluku Utara dan menjadi Jawara." (Pungkas Ivana dan Puteri di sela-sela pembukaan OSN SMP 2019)
Semarak Pembukaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMP 2019 di Kota Pelajar, Yogyakarta

Untuk kali ke sekian, Yogyakarta terpilih sebagai tuan rumah penyelenggara OSN, yakni OSN SMP dan OSN SD 2019. Jumlah siswa yang berpartisipasi di ajang OSN SMP 2019 yakni 408 peserta, terdiri dari 136 siswa peserta bidang IPA, 136 siswa peserta bidang IPS, dan 136 peserta bidang matematika. Adapun jumlah peserta OSN SD mencapai 272 siswa pada bidang IPA dan matematika. Berikutnya adalah OSN SMA. Untuk OSN SMA diselenggarakan di Manado ya pemirsa sudah disebutkan di awal. Nah, jumlah siswa yang berpartisipasi di OSN SMA totalnya ada 685 siswa. Ada 9 bidang lomba untuk kategori OSN SMA. Kesembilan bidang tersebut meliputi bidang matematika, fisika, kimia, biologi, komputer, astronomi, kebumian, geografi dan ekonomi). Karena saya tidak meliput OSN SMA dan SD, maka fokus artikel saya lebih banyak pada OSN SMP saja. 
Buku panduan OSN SMP 2019. Dokumentasi pribadi
Perlu diketahui Gengs, ajang OSN merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menjaring siswa-siswi yang berbakat serta memiliki prestasi di bidang sains. Dengan demikian, dapat dikatakan OSN sebagai ajang untuk mengukir mimpi saintis muda. Sesuai dengan temanya: "Mencintai Sains, Mengukir Masa Depan." Gelaran OSN kali ini merupakan OSN yang ke-18 dan dilaksanakan mulai tanggal 30 Juni hingga 6 Juli 2019. Pembukaan OSN SD berlangsung di The Rich Hotel, sedangkan OSN SMP berlangsung di Hotel Alana. Pelaksanaan kompetisi OSN SMP dibagi di 2 tempat yakni Universitas Negeri Yogyakarta (bidang IPA dan IPS) serta SMP 8 Yogyakarta (bidang matematika). Pelaksanaan kompetisi OSN SD berlokasi di The Rich Hotel.
Para peserta OSN SMP menuju ballroom. Dokumentasi pribadi
Saya tiba di venue (Hotel Alana) sekitar jam 7 pagi. Di sana sudah ada 2 blogger yang datang lebih awal dari saya, Agi Tiara dan Mak Lusi. Kami bertiga kemudian menuju ballroom yang terletak di lantai 2. Beberapa rombongan yang terdiri dari sekelompok siswa dan para pendamping bersiap-siap memasuki ballroom. Panitia pun sibuk berkoordinasi satu sama lain. Penjagaan selama opening ceremony berlangsung cukup ketat. Orangtua yang datang jauh-jauh tak boleh memasuki ballroom. Saya menyaksikan cukup banyak orangtua siswa yang hadir di acara ini. Mereka dengan sabar menunggu di bagian luar. Hanya peserta, pendamping, panitia, dan media yang boleh memasuki ruangan. Menyaksikan antusias para orangtua uang turut hadir mendampingi anak-anaknya berkompetisi membuat hati saya meleleh. Nyesss gitu di dada. 
Penataan stage yang bagus. Dokumentasi pribadi
Satu-persatu peserta memasuki ballroom. Dokumentasi pribadi
Sembari menunggu peserta dan pendamping memasuki ruangan, MC melakukan ice breaking barang sejenak. Beberapa saat kemudian kami semua diminta menyanyikan lagu Indonesia, dilanjut Mars OSN. Pada kesempatan ini, kita kedatangan bintang tamu spesial, seorang penyanyi berbakat yang berhasil menjadi juara 3 The Voice Season 1, siapa lagi kalau bukan Tasya. Tidak hanya itu, opening session menjadi semakin semarak karena salah satu peserta -Edmond- dengan pedenya maju di atas panggung untuk berduet dengan Tasya. Edmond merupakan peserta bidang IPA dari Propinsi Maluku. Suaranya bagus gaes. Bisa seimbang dengan Tasya. Wah ternyata ada juga ya peserta yang enggak hanya jago di sains, tapi juga jago tarik suara.
Edmon duet dengan Tasya. Dokumentasi pribadi.
Persembahan Tari Pancarupa dari SMP 5 Yogyakarta. Dokumentasi pribadi
Pengumuman Pemenang dan Pembagian Medali

Setelah berjuang mengerjakan soal demi soal. Akhirnya hal yang dinanti-nanti pun datang juga. Apalagi kalau bukan pengumuman pemenang. Total medali yang diperebutkan berjumlah 90, terdiri atas 45 medali perunggu (masing-masing 15 medali  bidang IPA, IPS, dan matematika). 30 medali perak (masing-masing 10 medali bidang IPA, IPS, dan matematika), dan 15 medali emas ( masing-masing 5 medali bidang IPA, IPS, dan matematika). Medali terbanyak diperoleh Propinsi Jawa Barat dengan total 16 medali (2 emas, 8 perak, dan 6 perunggu), diikuti Propinsi DKI Jakarta dan Jawa Tengah dengan perolehan 13 medali, disusul Propinsi Jawa Timur dengan 12 medali. Peraih medali emas memperoleh sertifikat dan beasiswa sebesar 5 juta rupiah. Peraih medali perak dan perunggu juga memperoleh sertifikat serta beasiswa masing-masing sebesar 4 juta dan 3 juta rupiah. Peraih best theory dan best experiment mendapatkan beasiswa sebesar 2,5 juta rupiah. Tidak hanya para jawara yang mendapatkan hadiah uang tunai, semua peserta mendapatkan beasiswa bakat dan prestasi masing-masing senilai 3 juta rupiah. Mantap kan? 
Pengumuman pemenang dan pembagian hadiah. Dokumentasi pribadi.
Saya ucapkan selamat kepada para jawara. Bagi kalian yang belum menang, jangan berkecil hati ya. Ajang OSN 2019 menang sudah berakhir. Namun, bukan pula akhir dari mimpi dan perjuangan para saintis muda. Kalian masih muda. Bagi saya, kalian semua adalah para juara. Masih banyak cara untuk mengukir mimpi dan menata masa depan. 

Saintis Muda, Semangat!



Akun media sosial Dikdasmen Kemendikbud:

1.   Twitter: https://twitter.com/DikdasmenDikbud

2.  Instagram: https://www.instagram.com/dikdasmen_kemdikbud/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar